Sudah tidak dipungkiri dunia perfilman Indonesia terus mengalami kemajuan dengan karya karya yang luar biasa, bahkan banyak film Indonesia yang sukses meraup keberhasilan karena telah menembus pasar dunia. Tapi tahukah kamu, ternyata ada lho film Indonesia yang sukes dan diapresiasi oleh penikmat film di luar negeri tapi malah ditolak penayangan nya oleh bioskop Indonesia alias dilarang dengan beragam alasan, film apa saja ya? Yuk kita ulas dibawah ini.
1. Act of Killing / Jagal (2012)
Act of Killing merupakan sebuah film dokumenter karya Joshua Oppenheimer, sutradara berkebangsaan Amerika Serikat yang mengangkat tema anti-PKI. Film tersebut menceritakan eksekusi massal mengerikan yang dilakukan oleh sejumlah algojo di kisaran tahun 1965 sampai 1966.
Act of Killing sukses raih sebuah penghargaan Film Dokumenter Terbaik di British Academy Film and Television Arts Awards 2013 dan masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik pada Academy Awards ke-86. Film ini enggak diperbolehkan tayang di Indonesia dengan alasan mengangkat isu politik yang sensitif, juga gambaran keji pembunuhan yang dilakukan beberapa tokohnya.
2. The Look of Silence / Senyap (2014)
Dengan Joshua Oppenheimer di balik layar, The Look of Silence merupakan karya film keduanya yang menarik kontroversi di Tanah Air. The Look of Silence diproduksi bersamaan dengan Act of Killing. Namun, film ini mengangkat tema setelah eksekusi massal tahun 1965 1966 di film Act of Killing. Dengan fokus utama pada seorang pria bernama Adi, salah satu yang selamat dari kejadian perburuan PKI. The Look of Silence mengangkat perspektif dari sisi korban. Alasan The Look of Silence tidak boleh tayang adalah karena tema G30S yang diangkatnya.
3. Something in the Way (2013)
Dengan Reza Rahadian sebagai salah satu aktor utama, Something in the Way merupakan salah satu film Indonesia yang pula gak boleh tayang di dalam negeri lho. Disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, film ini justru mendapat rekognisi di Berlin, Jerman. Faktor yang diduga menjadi alasan dilarangnya film ini tayang adalah tema seks yang eksplisit.
Mengisahkan Ahmad (Reza Rahadian) sebagai supir taksi yang pekerja keras dan supel, ia dihadapkan dengan intrik kehidupan, yang mengujinya secara iman dan kebutuhan biologis. Oleh sebab itu film ini mengandung unsur seksualitas dan konflik iman karakter utamanya, Something in the Way pun nggak boleh tayang di bioskop lokal.
4. Lady Terminator (1988)
Seorang antropologis wanita yang mempunyai nama Tania kerasukan roh Nyi Roro Kidul yang memperoleh kekuatan mistis untuk membalas dendam. Tania, setelah kerasukan Nyi Roro Kidul ini kebal dari tembakan peluru. Dalam film, ia dipersenjatai dengan AK-47 untuk membunuh semua yang bertentangan dengan dirinya.
Tak luput, Lady Terminator ini juga kental dengan nuansa seks sebagai manifestasi hasrat biologis Nyi Roro Kidul yang lama tak bisa menyalurkannya. Film Lady Terminator yang sarat dengan kekerasan dan premis berbau seks dari perwujudan Nyi Roro Kidul ini pada akhirnya nggak dibolehkan tayang, geng.
5. Pocong (2006)
Film horor Indonesia selanjutnya yang dilarang tayang adalah Pocong. Disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, film ini pada esensinya yaitu sebuah horror dengan sedikit premis politik. Lembaga Sensor Film (LSF) melarang film Pocong 2006 tayang karena memiliki unsur sensitif, yaitu kerusuhan Mei 1998. Enggak cuma itu, unsur kekerasan yang eksplisit di film ini juga membuat LSF akhirnya tidak memberikan Surat Tanda Lulus Sensor.