Perkembangan teknologi tentunya suatu hal yang sudah biasa pada jaman ini, namun para ilmuan terkemuka berlomba lomba membuat suatu penemuan yang membuat heboh dunia, salah satunya adalah membuat penelitian cara menemukan Alien dengan bantuan Smartphone android loh, bagaimana caranya? Yuk kita bahas bareng bareng.
Stephen Hawking dan ilmuwan asal Rusia bernama Yuri Milner telah mengkonfirmasi dirinya sedang meneliti keberadaan dan kehidupan para Alien, para ilmuan tersebut berkerja sama dengan proyek pencarian kehidupan Alien. Proyek besar ini memiliki anggaran sebesar 100 juta dolar dan akan melibatkan teknologi smartphone berbasis Android untuk berkomunikasi dengan para alien nantinya.
Mengutip dari lama geek. Proyek ini diberi nama Breakthrouh Listen dan melibatkan dua teleskop besar dunia untuk membantu penelitian mereka yang fungsinya memindai kehidupan di seluruh alam semesta.
Dua Teleskop tersebut bernama Parkes di New South Wales dan Green Bank Robert C Byrd di West di West Virginia dikabarkan mampu memindai kehidupan tak kurang dari 10 galaksi dan spektrum radio lima kali lebih besar.
Karena penelitian menggunakan bantuan Smartphone android, membuat studi tersebut mengesankan, karena nantinya warga sipil dapat berpartisipasi dalam proyek pencarian mahluk asing milik mereka dengan menggunakan aplikasi bernama BOINC. Pemburu alien sipil dapat meminjamkan ponsel mereka untuk memproses data yang terkumpul dalam teleskop.
Namun Aplikasi ini (BOINC) hanya akan bekerja jika smartphone Android terkoneksi dengan WiFi loh, jadi tidak akan menguras daya tahan baterai juga kuota data penggunanya. Selain Android, aplikasi BOINC juga dapat dijalankan pada PC berbasis Mac, atau sistem Linux.
Aplikasi yang dianggap keren ini menggunakan kerangka Berkeley Open Infrastructure for Computer Networking yang telah digunakan di dunia ilmiah sejak lama untuk memilah dan mengolah informasi.
Nah sekedar info, jadi sebelum ada proyek Brekthrough Listen besutan Hawking dan Milner, misi pencarian kehidupan alien telah dilakukan sejak 1980-an oleh lembaga bernama Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI).