Latihan, disiplin yang ketat, dan introspeksi mandiri merupakan 3 hal yang membangun kualitas seorang trader. Jika dilakukan dengan baik, ketiga hal ini akan mengantarkan seorang trader kpada keuntungan. Meski demikian, ketiga hal ini tidak bisa berdiri sendiri. Ada beberapa hal penting yang seyogianya dilakukan oleh setiap trader. Simak beragam kemampuan tersebut pada artikel kami kali ini.
Menentukan tujuan dan Gaya Trading
Sebelum Anda mulai melakukan transaksi,. Penting bagi Anda untuk menentukan tujuan dan gaya trading yang akan Anda lakukan. Penting bagi seorang trader untuk memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan trading. Dari sini, trader kemudian akan menentukan metode yang paling sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua hal ini sangat penting terlebih karena setiap orang memiliki profil risiko, latar belakang, kemampuan, hingga pemahaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, terlepas dari fitur trading yang Anda miliki, bahkan sekelas signal forex terakurat dari https://trade-in.forex/id/signal-forex-akurat-gratis/, kedua hal mendasar ini wajib Anda tentukan terlebih dahulu.
Memilih Platform yang Tepat
Memilih platform trading yang tepat juga tak kalah penting. Sebelum menjatuhkan keputusan, penting bagi Anda untuk melakuakn riset terlebih dahulu tentang latar belakang, profil, hingga riwayat masing-masing platform yang tengah Anda pertimbangkan. Selain itu, ada baiknya pula mempertimbangkan lebih dari 1 platform agar Anda bisa menimbang baik-buruknya.
Selain reputasi dan rekam jejak, tentunya platform pilihan Anda haruslah sesuai dengan tujuan dan gaya trading Anda. Sebagai contoh, jika Anda cenderung sering menggunakan deret Fibonacci dalam trading, pastikan platform Anda mampu menyuguhkan garis atau deret Fibonacci yang akurat.
Menerapkan Metodologi yang Konsisten
Sebelum Anda memulai aktivitas sebagai seorang trader, Anda harus tahu persis cara Anda membuat keputusan untuk mengeksekusi transaski tersebut. Anda harus paham betul informasi yang Anda butuhkan untuk membuat keputusan yagn tepat terkait melakukan pembelian atau penjualan pasangan mata uang asing. Misalnya, beberapa trader memilih untuk mengawasi dinamika aspek fundamental ekonomi suatu negara dan mengombinasikannya dengan grafik untuk menentukan dua titik penting tersebut. Sementara trader lainnya lebih bergantung pada analisis teknikal.
Terlepas dari cara yang Anda pilih, lakukan cara tersebut secara konsisten. Anda juga harus memastikan metodologi yang Anda pilih bisa bergerak dengan fleksibel sesuai dengan kondisi riil di bursa. Hal ini mengingat pasar mata uang asing bergerak dengan begitu dinamis dari waktu ke waktu.
Menentukan Titik Beli dan Jual Ideal
Tak sedikit trader dibingungkan dengan begitu banyaknya informasi yang ditampilkan ketika melihat grafik pergerakan nilai pasangan mata uang. Bahkan tak jarang informasi yang mengindikasikan titik beli justru disalahartikan sebagai titik jual.
Hal ini biasanya terjadi ketika trader salah memahami grafik yang ditampilkan. Sebagai contoh, ketika trader beralih dari grafik mingguan ke harian, salah pemahaman akan titik beli dan jual bisa terjadi dengan mudah. Hal ini juga bisa terjadi ketika seorang trader yang awalnya bertransaksi dengan gaya swing trader beralih menjadi day trader. Hal ini bisa jadi terkesan sepele, namun tidak boleh Anda anggap remeh begitu saja. Anda harus paham betul titik beli dan jual yang ideal dari transaksi yang Anda lakukan. Kesalahan sedikit saja berpeluang memperkecil peluang Anda untuk meraup keuntungan.
Menentukan Ekspektasi
Dalam dunia trading, ekspektansi adalah sebuah rumus yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kualitas strategi yang digunakan trader. Untuk mengetahui hal ini, trader disarankan untuk mengevaluasi setidaknya 10 transaksi terakhir yang dilakukan. Tentu, semakin banyak data rujukan yang digunakan, semakin akurat pula tingkat ekspektansi yang dapat ditentukan oleh trader.
Setelah data tersebut didapatkan, trader dapat menggunakan rumus berikut sebagai acuan.
Nilai ekspektansi = (Persentase menang x Rata-rata keuntungan) – (Persentase kekalahan x Rata-rata kerugian).
Mari kita ambil contoh. Trader A melakukan 10 kali transaksi dengan mencatatkan 6 kali untung dan 4 kali rugi. Dengan demikian, persentase menang adalah 60% dan rugi 40%.
Jika pada 6 kesempatan yang dimaksud, trader A mendapatkan total keuntungan Rp 2.400.000, maka rata-rata keuntungan adalah sebesar Rp 400.000. Sementara, jika trader A mengalami total kerugian Rp 1.200.000, maka rata-rata kerugiannya adalah Rp 300.000.
Dengan demikian, nilai ekspektansinya adalah sebagai berikut:
- Nilai ekspektansi = (Persentase menang x Rata-rata keuntungan) – (Persentase kekalahan x Rata-rata kerugian).
- Nilai ekspektansi = (0.60 x Rp 400.000) – (0.40 x Rp 300.000)
- Nilai ekspektansi = Rp 240.000 – Rp 120.000
- Nilai ekspektansi = Rp 120.000.
Dengan demikian, secara rata-rata, trader A tersebut dapat berharap mencatatkan keuntungan sebesar Rp 120.000 dari setiap transaksi.