Seiring berkembangnya teknologi, membuat para perusahaan besar dunia membuat sebuah inovasi terbaru untuk membuat produk yang pastinya sukses dijual di pasaran, salah satu produk elektronik yang sangat menjamur pada saat ini adalah televisi (TV). setelah smartphone, produk elektronik seperti TV sepertinya terus berkembang dan terus menerus mengeluarkan produk, para perusahaan elektronik tersebut terus bersaing membuat produk terbaik dan pastinya membandrol harga yang terjangkau.
Menurut Ubay Bayanudin, Senior Product Marketing Manager TV and Audio Visual, Samsung Electronics Indonesia, TV layar besar pada perkembangannya sejak 2015 hingga 2018 mengalami penurunan untuk rata-rata harga perangkat. Bila pada 2015 harga rata-rata untuk TV 65 inci atau yang lebih besar sebesar Rp47,5 juta, pada 2018 menjadi Rp25,1 jutaan. Selama beberapa tahun, TV Premium menjadi semakin lebih terjangkau.
Penyebab menurunnya harga TV terkait dengan economical scale hingga cost material. “Yang paling utama, economical scale, kedua, pembelian material, 10 ribu unit dengan 10 juta unit itu berbeda. Pada tahun pertama teknologi ini masih jarang, tahun kedua sudah agak common, tahun ketiga sudah common, tahun keempat semakin common. Itu akan menurunkan semua komponen harganya, termasuk profit expectations dari masing-masing rantai yang ada di suplai chain ini,” jelas Ubay.
Ia mengatakan bahwa ketika TV plasma 42 inci diluncurkan harganya mencapai Rp100 juta. Satu tahun berikutnya menjadi Rp60 juta, turun sekira 40 persen. “Begitu juga dengan teknologi ini. Teknologi 8K tahun depan mungkin juga bisa turun. Semakin besar permintaan, justru semakin turun. Karena produksi kuantitasnya semakin banyak,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini yang paling banyak permintaan di segmen TV 32 inci. “Harga rata-rata market Indonesia saat ini di bawah Rp4 juta, close to Rp4 juta, di atas Rp3 juta,” katanya.