Introduction
Hello Sobat Teknohits! Apakah kamu tahu bahwa ketika kita membuka sebuah website, alamat website tersebut sebenarnya terdiri dari dua bagian yaitu IP dan nama domain? IP adalah alamat unik yang diberikan kepada setiap perangkat dalam jaringan internet, sedangkan nama domain adalah alamat yang mudah diingat oleh manusia. Untuk menghubungkan IP ke nama domain, dibutuhkan sebuah proses yang disebut dengan domain name system (DNS). Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Domain Name System (DNS)
DNS adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengubah nama domain menjadi alamat IP. Setiap kali kamu memasukkan sebuah nama domain di browser, DNS akan mencari alamat IP dari server yang bersangkutan dan menghubungkannya dengan nama domain yang telah dimasukkan. Dengan demikian, kamu dapat mengakses website dengan mudah tanpa harus mengingat alamat IP yang panjang dan rumit.
Proses DNS Lookup
Proses DNS lookup terjadi ketika kamu memasukkan sebuah nama domain di browser. Pertama-tama, browser akan mencoba mencari alamat IP dari cache lokal. Jika tidak ditemukan, browser akan mengirimkan permintaan ke server DNS untuk mencari alamat IP dari nama domain yang dimasukkan. Server DNS akan mencari alamat IP dari database DNS yang dimilikinya dan mengirimkannya kembali ke browser. Setelah itu, browser akan menghubungkan alamat IP dengan nama domain yang dimasukkan dan menampilkan website yang dimaksud.
Peran DNS Server
DNS server merupakan server yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi mengenai domain dan alamat IP yang terkait. Terdapat dua tipe DNS server yaitu DNS resolver dan DNS authoritative. DNS resolver bertugas untuk mencari informasi mengenai domain dan alamat IP dari server DNS authoritative. Sedangkan DNS authoritative merupakan server yang menyimpan informasi mengenai domain dan alamat IP yang terkait.
Keamanan DNS
DNS juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan jaringan internet. Beberapa masalah keamanan yang sering terjadi pada DNS adalah DNS cache poisoning dan DNS hijacking. DNS cache poisoning terjadi ketika informasi palsu disimpan pada cache DNS dan digunakan untuk mengalihkan pengguna ke website palsu. Sedangkan DNS hijacking terjadi ketika pengguna diarahkan ke website palsu karena DNS server yang digunakan telah disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Cara Membuat DNS Server Sendiri
Bagi kamu yang ingin membuat DNS server sendiri, caranya cukup mudah. Pertama-tama, kamu perlu memilih sistem operasi yang akan digunakan sebagai basis dari DNS server. Setelah itu, kamu dapat menginstal program DNS server seperti BIND, PowerDNS, atau MaraDNS. Terakhir, kamu perlu mengkonfigurasi DNS server sesuai dengan kebutuhanmu.
Kesimpulan
Untuk menerjemahkan IP ke nama domain, dibutuhkan sebuah proses yang disebut dengan domain name system (DNS). DNS bertanggung jawab untuk mengubah nama domain menjadi alamat IP sehingga kamu dapat mengakses website dengan mudah. Proses DNS lookup terjadi ketika kamu memasukkan sebuah nama domain di browser dan browser akan mencoba mencari alamat IP dari cache lokal sebelum mengirimkan permintaan ke server DNS. DNS server bertanggung jawab untuk menyediakan informasi mengenai domain dan alamat IP yang terkait. DNS juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan jaringan internet. Bagi kamu yang ingin membuat DNS server sendiri, caranya cukup mudah dengan memilih sistem operasi yang akan digunakan sebagai basis dari DNS server dan menginstal program DNS server seperti BIND, PowerDNS, atau MaraDNS.