Semua orang tentunya akan setuju jika Google dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesar di dunia dan paling populer, akan tetapi dalam artikel ini teknohits akan sedikit mengkritik beberapa nama aplikasi buatan Google yang dianggap asal membuat nama dan dinilai tidak menarik, penasaran aplikasi apa saja, simak infonya berikut ini.
1. Google Now
Sebagai pembuka dari artikel ini, terdapat aplikasi Google Now yang teknohits nilai tak menarik dan terlalu sederhana. Tak ada yang salah dengan fitur yang disediakan oleh Google Now. Fitur voice command-nya mantap, Google Card-nya sangat berguna, hingga tampilannya yang segar banget. Namun, apakah kamu merasa bahwa nama “Google Now” justru terlalu sederhana untuk diberikan kepada sebuah fitur canggih seperti itu? Produk serupa dari perusahaan lain bahkan memberikan nama yang sophisticated dan keren, seperti Apple dengan Siri dan Microsoft dengan Cortana. Mengapa Google tidak memberikan nama yang catchy, seperti Iron Man menamakan asistennya dengan Jarvis?
2. YouTube Red
Apa pula ini? YouTube yang adalah salah satu produk hasil akuisisi Google baru saja keluarkan sebuah fitur baru bernama YouTube Red yang justru dikritik banyak sekali netizen sebabnya mempunyai nama yang cenderung sederhana dan tampak seperti situs porno. Untuk kamu yang rutin sekali berselancar di internet dan tau dengan situs porno, sepertinya YouTube malah terinspirasi dengan situs Redtube ya?
YouTube Red adalah sebush layanan terbaru yang memungkinkan kamu pengguna YouTube untuk menyaksikan berbagai video di situs tersebut dengan bebas iklan. Tentu untuk mendapatkan fasilitas bagus itu, kamu diminta untuk merogoh kocek yang tidak kecil setiap bulannya. Selain menyusahkan, layanan ini dinilai akan mematikan para pemilik channel YouTube yang memang meraup keuntungan dari iklan yang terpampang di setiap video mereka.
3. Google+
Google Plus? Google Tambah? Apa yang berusaha disampaikan oleh Google untuk mempopulerkan media sosial milik mereka? Apakah mereka memiliki harapan dengan memberikan simbol “+” dapat memberikan kesan bahwa situs jejaring sosial mereka bisa tampil lebih kaya dibandingkan dengan Facebook, Twitter, maupun Path? Sayangnya tidak.
Nama itu sebetulnya sebenarnya cukup seksi, simple untuk disematkan pada tombol share yang ada di beragam situs, dan dapat dikenali secara cepat oleh mata pengguna internet. Namun semua itu terlambat, kepopuleran dari Facebook dan simple-nya penggunaan dari Path dan Twitter berhasil mengubur dalam-dalam angan dari Google Plus. Memang sih saat awal kemunculannya, Google Plus dikerubungi oleh banyak orang, namun kini terlupakan dan sulit untuk digunakan melalui perangkat mobile.
4. Google Play
Siapa yang tidak tahu dengan layanan populer yang satu ini? Ya, Google Play menjadi tempat yang tepat jika kamu ingin mendapatkan aplikasi dan update terbaru. Seiring berjalannya waktu, di Google Play juga tersedia section yang dapat kamu mamfaatin untuk membeli buku dan film. Bermanfaat banget ya?
Akan tetapi, terdapat satu aplikasi yang berhasil merobek sentimen positif dari masyarakat mengenai Google Play, yaitu Google Play Service. Aplikasi ini menjadi salah satu produk Google yang mendapatkan bintang kecil dari beragam pengguna Android. Ia akan men-download dirinya secara otomatis ketika kamu membeli smartphone baru, dan ia juga tidak akan tampil dimana-mana kecuali di background. Ada banyak orang yang kecewa dengan aplikasi ini karena fungsinya yang tidak kentara dan dinilai membuat baterai lebih boros. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga kan?
5. Google Drive
Dari segi nama sih udah oke. Layanannya juga keren. Google Drive dirancang bagi kamu yang mau menyimpan file dan dokumen ke penyimpanan cloud secara mudah dan cepat. Bila dibandingkan dengan nama-nama layanan cloud lainnya seperti Mega, Dropbox, OneDrive, dsb; Google Drive tampaknya sudah mengikuti tren yang tepat ya. Namun apakah sesuai dengan fasilitas yang diberikan?
Bila kamu sering menggunakan Google Doc sebagai alat untuk membuat dokumen, maka kamu akan menemukan hal yang janggal. Ya, layanan yang serupa seperti Microsoft Office tersebut terintegrasi secara penuh dengan Google Drive, sehingga tampaknya Drive bukanlah sekedar Drive, tapi juga tempat meng-edit dokumen. Kenapa Google tidak memisahkan kedua layanan tersebut ke tempat yang berbeda, dengan nama yang berbeda pula ya? Mengapa Google tidak mengelompokkan Google Docs, Sheets, dan Slides ke tempat yang benar-benar baru, daripada harus menempatkannya langsung di dalam Google Drive?